Syanti mustika. Perempuan kelahiran
Batusangkar, 7 Februari 1994 merupakan anak pertama dari empat
bersaudara, dari pasangan Iwan Rivai dan Efia Yanti. Perempuan yang
berasal dari Sungayang (salah satu kecamatan di Batusangkar) yang sangat
menjunjung lagu Lintuah ini merupakan anak perempuan satu-satunya yang
harus membimbing tiga adik laki-lakinya, sehingga sifat tomboy terpaksa
harus melekat pada dirinya. Jika ditanya kenapa dia sangat mencintai
lagu Lintuah karena terdapat lirik oi gadi oi gadi urang Sungayang,
basonyo katuju nan elok budi, pandai sirek tatiang manatiang, nan pandai
mamikek jantuang hati “karena hanya di lagu ini saya merasa cantik”
jawabnya sambil tertawa.
Perempuan yang mengawali aktifitas
akademiknya di TK Cempaka Sungayang ini dari kecil sudah menunjukan
kebolehannya dalam akademik. Hal itu di mulai ketika dia memijak kaki di
SDN 03 Sungayang, perempuan Sungayang ini tidak pernah lepas dari
peringkat 2 besar, dan juga pernah diutus mengikuti lomba-lomba yang
berbau akademik. Kemudian memulai bangku MTSn Sungayang, dia juga
dipercayai mengikuti lomba-lomba, seperti cerdas cermat, lomba shalat
jenazah, olimpiade matematika dan olimpiade astronomi. Setelah memasuki
bangku SMAN 1 Sungayang, dia memutuskan untuk menjadi seorang dokter
spesialis jantung, tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya dia
memutuskan untuk menjadi seorang sutradara.
Pramuka merupakan dunia baru yang sudah
dikenal perempuan 23 tahun ini semenjak MTSn, tetapi dia benar-benar
aktif berkegiatan pramuka setelah memasuki dunia SMA. Kesungguhan ini
dia buktikan dengan mendapat kepercayaan menjadi ketua Pramuka pada
tahun 2010. “di dalam Pramuka saya diajarkan mengenal Tuhan, mengenal
alam dan mengenal manusia. Hal ini yang membuat saya bertahan dan selalu
jatuh cinta dengan Dhasadarma Pramuka”.
Pada tahun 2010, Syanti bersama gudep
sekolahnya menjadi peserta FIESTA (Festifal Swarnadwipa ) yang merupakan
acara tahunan yang diadakan oleh Pramuka Universitas Andalas. Setelah
mengikuti FIESTA itulah terbesit dalam pikiran gadis yang sangat
menyukai olahan tahu ini, jika ada kesempatan di masa mendatang, akan
memilih kampus Unand sebagai tempat melanjutkan pendidikan. Tuhan
menjabah niat Syanti, dan pada tahun 2012 dia resmi menjadi mahasiswa
Universitas Andalas, jurusan Sastra Indonesia.
Setelah menginjakan kaki ke kampus
Unand, dia tidak melupakan janjinya. Mendengar dibukanya pendaftaran
anggota baru Racana Swarnadwipa Unand, tanpa pikir banyak dia langsung
mendaftarkan diri dan mengikuti proses orientasi, sehingga akhirnya
resmi menjadi anggota Pramuka Unand.
Syanti Mustika memulai kegiatannya di
Pramuka Unand sebagai Koordinator Acara pada acara magang orientasi
dengan nama kegiatan Water Rescue. Kemudian dia juga bergabung dengan
Impeesa, yaitu tim majalah Pramuka Unand dengan menjabat sebagai
reporter. Pada tahun 2014 dia dipercaya sebagai pimpinan redaksi di
majalah Impeesa. Selain itu, dia juga menjadi sangga kerja di beberapa
kegiatan Pramuka Unand, seperti sangga kerja orientasi tamu racana
,sangga kerja musyawarah racana , sangga kerja kegiatan ramadhan ,
sangga kerja BBMK pramuka Unand, sangga kerja festival swarnadwipa
tahunan (FIESTA) sebagai koordinator kegiatan Putera Puteri Fiesta, dan
anggota pentas seni, dan ikut pengamanan pada acara wisuda, SNMBPTN dan
juga MTQ Mahasiswa pada tahun 2013.
Selama berkegiatan di Pramuka, Syanti
Mustika tidak melupakan keinginannya menjadi sutradara. Pada tahun 2013
dia resmi menjadi anggota Teater Langkah Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Andalas. Dan pada tahun 2014 dia dipercayakan menjadi
sutradara untuk garapan Matrilini yang ditampil di Taman Budaya Jambi
pada September 2016 lalu. Pementasan teater inilah yang mengantarkan
Syanti untuk membuat skripsi dan menamatkan kuliah dengan menjadikan
pementasan ini sebagai objek penelitian. Selain itu dia juga aktif di
berbagai kepanitiaan sebagai ketua acara, sekretaris acara dan
koordinator bidang di berbagai kegiatan Teater Langkah. Dan tahun
2015-2016 dia dipercayakan sebagai pengurus dan menjabat koordinator
bidang produksi di Teater Langkah.
Syanti Mustika juga aktif di HIMA
Fakultas, yaitu HMJ Sastra Indonesia dengan menjabat sebagai anggota
PSDM pada tahun 2014-2015.
“di Pramuka saya mengenal manusia dan di teater saya belajar mencintai manusia”.
Karena keaktifan di beberapa kegiatan,
pada wisudanya ini Unand memberikan penghargaan sebagai Bintang Aktifis
Kampus. Baginya Pramuka Unand adalah pikirannya, sedangkan Teater
Langkah sebagai perasaannya. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dari
sosok Syanti Mustika.